Rabu, 13 Januari 2016

Kritik Seni Keseluruhan


Judul                           : "Diponegoro Memimpin Pertempuran"
Nama seniman             : Basuki Abdullah
Tahun                          : 1837
Media                          : Cat minyak pada kanvas.
Ukuran                        : 150x120 cm

Deskripsi
Lukisan karya Basuki Abdullah ini berjudul "Diponegoro Memimpin Pertempuran". Lukisan ini dibuat pada tahun 1837 dengan ukuran 150x120 cm dengan menggunakan cat minyak pada kanvas. Lukisan Basuki Abdullah ini menampilkan subject matter yang berupa seorang pangeran diponegoro yang menunggangi kuda. Sedangkan subject pendukungnya berupa backgroud api membara. Untuk warna pada subject matter adalah: warna putih pada pakaian pangeran diponegoro, gradasi coklat kekuningan, hitam pada kulit pangeran diponegoro, dan warna hitam juga juga putih terdapat pada kuda. Pada subject pendukung, warna gradasi coklat dan kuning dengan hitam pada bagian api yang sedang membara. Karya Basuki Abdullah yang berjudul "Diponegoro Memimpin Pertempuran" merupakan salah satu karya yang dikoleksi oleh Bung Karno Presiden Indonesia waktu itu.

Unsur rupa yang lain pada subject lukisan tersebut yaitu berupa garis, tekstur, cahaya. Jenis garis yang terdapat pada subject yaitu garis lengkung yang tegas pada kain yang dikenakan pangeran diponegoro, garis lurus dengan lengkung-lenkungan juga terdapat pada kuda, dan garis lurus pada garis kobaran api yang membara terdapat pada backgrund. Tekstur pada lukisan adalah tekstur semu, yaitu tekstur halus pada background dan tekstur kasar atau tidak rata pada bagian subject matter. Cahaya pada lukisan tersebut muncul atau berasal dari arah kiri bagian atas yang muncul dari kobaran api yang membara, dan cahaya tersebut mengenai Pangeran Diponegoro dan kuda yang ditungganginya.
             Dari segi teknik pembuatannya karya lukis ini dibuat dengan stuck brush (sapuan kuas) pada kanvas dan di buat secara realistis sehingga sesuai dengan gambar aslinya. Pewarnaanya menggunakan cat minyak.

Analisis
             Representasi visual ditampilkan dengan bentuk ekspresionisme. Permainan garis pada background dengan kesan kobaran api yang membara. Penggunaan gelap terang warna juga telah bisa memvisualisasikan gambar sesuai nyata, Basuki Abdullah memainkan tekstur semu disana. Kontras warna background berupa api berkobar membara dengan kuda dengan warna hitam pekat menjadikan pesan atau makna yang disampaikan terlihat semakin jelas, menjadikan suasana semakin terlihat dramatisir, tetapi secara keseluruhan komposisi karya Basuki Abdullah terlihat mampu menghibur mata maupun pikiran kita dan membangkitkan semangat yang semakin berkobar.

Interpretasi
             Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang ingin disampaikan dan kita membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang didahului dengan mendeskripsikan. Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat orang membaca karya seni boleh saja sama tetapi dalam menafsir akan berbeda karena diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang atau paradigma.
             Dalam lukisan "Diponegoro Memimpin Pertempuran" ini, dapat dilihat bagaimana Basuki Abdullah mengungkapkan perjuangan yang dramatis, yakni Seorang Pangeran Diponegoroyang sedang berperang diselimuti api berbokar disekelilingnya. Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan dan cahaya yang ditimbulkan dari api. Pada kaki kuda terlukiskan sedang melewati api yang sedang panas membara, hal ini lebih memberi tekanan suasana yang dramatis pada lukisan. Tema dalam lukisan berjudul "Diponegoro Memimpin Pertempuran" adalah sebuah perjuangan. Makna dalam lukisan tersebut adalah semangat yang berkobar dalam pertempuran layaknya api yang sedang membara.

Evaluasi
             Pada lukisan Basuki Abdullah yang berjudul "Diponegoro Memimpin Pertempuran" ini jika dilihat dari penggarapannya tidak semuanya realistis, hal ini terlihat dari Penggambaran api yang membara tidak terlalu detail hanya sekadar kesan-kesan namun terlepas dari kekurangan tersebut, karya Raden Saleh tersebut memiliki makna yang sangat menarik yaitu tentang perjuangan manusia.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

Minggu, 03 Januari 2016

Apresiasi dan Kritik Seni Rupa Pendekatan Holistik





Seniman               : Budi Nurlisdianto
Judul                    : Jaga Dan Lestarikan Kami
Media                   : Crayon, Cat air, Pensil warna dan Cat poster
Ukuran                 : A3


Deskripsi
Budi Nurlisdianto adalah seorang seniman muda seni rupa yang lahir di Purbalingga pada 27 Maret 1995. Dia kini sedang menuntut ilmu pendidikan seni rupa di Universitas Negeri Semarang angkatan 2013.
Pada karya seni dua dimensi dengan judul “Jaga Dan Lestarikan Kami” ini merupakan hasil karya dari tangan seorang seniman muda yang bernama Budi Nurlisdianto. Karya seni ini dibuat dari bahan krayon, cat air, pensil warna dan cat poster di atas kertas yang berukuran A3.  Dalam gambar  ini terdapat subjek hewan- hewan yang ada di hutan yaitu harimau, orang utan, anoa, burung enggang, musang congkok dan kus kus. Dan pada background gambar ini terdapat pepohonan dan bunga-bunga langka seperti raflesia arnoldi, daun saung dan kantong semar.

Analisis Karya
Budi Nurlisdianto menggunakan pendekatan surealistik pada objek ini dan dipadukan dengan keahlian dia memadukan sebuah media krayon, cat air, pensil warna dan cat poster menjadikan karya ini beda dari yang lain. Tidak hanya beda dari yang lain karya ini pun terlihat memiliki estetika tersendiri.
Warna pada karya Budi ini menggunakan warna kuning, orange, coklat, hitam, abu-abu dan putih pada hewan-hewan tersebut. Sedangkan pada background terdapat warna hijau, biru, kuning, dan coklat. Background pada karya ini lebih terang warnanya dibandingkan hewan-hewan itu sendiri. Hal ini menjadikan hewan-hewan tersebut terlihat jelas dan tidak samar dengan background.
Selain terdapat unsur rupa, dalam karya ini terdapat pula prinsip rupa. Keseimbangan karya ini simetris serta komposisi bidang lukis dengan penataan ruang objek dalam lukisan cukup seimbang dengan penempatan harimau berada dibawah menghadap kekiri, orang utan yang badannya condong ke kanan, anoa kekiri
Bagian yang paling menarik dalam lukisan ini adalah subjek gambar harimau yang dalam hal ini digambarkan sedang sedih atau murung yang menjadi subjec matter karya yang berjudul “Jaga Dan Lestarikan Kami” ini. Karena dengan melihat subjec matter ini, apresiator dapat dengan mudah untuk menafsirkan makna yang ingin diungkapkan oleh seniman.

Interpretasi
Judul yang diberikan pada karya ini yaitu “Jaga Dan Lestarikan Kami” yang berarti mengkonservasikan atau menjaga hewan-hewan dan tumbuhan dibumi agar tidak terjadi kepunahan. Harimau, orang utan, anoa, burung enggang, musang congkok, kuskus merupakan beberapa hewan yang kini hampir punah. Dan bunga raflesia, kantong semar juga merupakan beberapa tumbuhan yang kini hampir punah. Ekspresi wajah dari hewan-hewan itu juga nampak sedih dan murung.
Pada karya Budi ini menggambarkan suatu bentuk kepedulian lingkungan yang mengandung arti mendalam bagi siapa saja yang melihatnya, karena dari gambar tersebut pengamat akan mengetahui maksud yang tersirat yang digambarkan didalam karya tersebut tanpa harus lebih dijelaskan dengan kata-kata. Secara visual karya tersebut sudah menyampaikan pesan, gagasan, konsep.

Penilaian

Karya dari Budi Nurlisdianto ini sudah bagus, simpel namun meiliki pesan yang sangat mendalam kepada semua orang. Gagasan dan konsep dari karya ini sangat bagus,  dan kreatif. Media yang digunakan pun beragam menjadikan karya ini terlihat menarik. Namun dalam penggarapan musang dan kus kus saya rasa kurang begitu detail, masih belum rapi dan seakan-akan karya ini belum selesai. Meskipun begitu karya tersebut sudah bagus lantaran dapat dipahami apa pesan yang ingin disampaikan.